Assalamualaikum wr. wb.
Pada pembelajaran kali ini akan dibahas materi singkat rangkaian listrik yang mencakup rangkaian seri, paralel, dan gabungan seri paralel. Silakan pelajari materi tersebut dengan tahapan sebagai berikut:
- Pembelajaran dilakukan dengan dua mode, mode tekstual dan audio visual (video).
- Mode 1: Untuk pembelajaran rangkaian listrik melalui tekstual, silakan dapat dipelajari dengan memahami materi-materi yang disajikan di bawah ini dengan membaca capaian pembelajaran terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan membaca materi, contoh, dan mengerjakan latihan–latihan yang diberikan.
- Mode 2: Untuk mempermudah pemahaman, materi dapat juga dipelajari melalui penjelasan dalam bentuk Audio Visual (Video). Penjelasan materi dengan Mode 2 dapat diakses melalui LINK INI .
Selamat belajar (DW).
MODE 1: PEMBELAJARAN TEKSTUAL
Silakan baca dan pelajari materi tekstual berikut
Capaian Pembelajaran
Beberapa capaian yang harus dikuasai dalam materi ini adalah, melalui pembelajaran mandiri dari materi rangkaian listrik yang disajikan dalam web ini, pebelajar dapat:
- Menjelaskan rangkaian seri
- Menentukan tegangan, arus, dan tahanan pada rangkaian seri
- Menjelaskan rangkaian paralel
- Menentukan tegangan, arus, dan tahanan pada rangkaian paralel
- Menjelaskan rangkaian gabungan seri paralel
- Menganalisis tegangan, arus, dan tahanan pada rangkaian gabungan
- Menguraikan rangkaian seri/paralel pada baterai
BACALAH DAN PELAJARI MATERI BERIKUT
1. Rangkaian Seri
Rangkaian seri merupakan rangkaian listrik yang memiliki beberapa komponen listrik yang dipasang secara berderet (seri) satu sama lainnya. Contoh rangkaian seri yang sederhana (dengan dua beban) ditunjukkan pada gambar 3.1. Pada gambar tersebut tampak bahwa komponen alat pengaman, alat pengontrol, dan beban terpasang secara seri. Gambar 3.1 memperlihatkan rangkaian seri dengan dua beban (dua buah lampu yang dipasang secara seri).

Dua buah lampu pada rangkaian di atas merupakan beban atau tahanan listrik. Pada rangkaian seri, total tahanan sama dengan jumlah seluruh nilai tahanan pada rangkaian tersebut. Secara matematis, nilai tahanan total pada rangkaian seri adalah
RTotal = R1 + R2 + …+ Rn ………………… 3.1)
Contoh 1:
Jika pada rangkaian gambar 3.1 harga tahanan R1 adalah 4 Ω dan R2 adalah 2 Ω, maka tahanan total pada rangkaian seri tersebut (tahanan pada sekering dan saklar diabaikan) adalah
RTotal = R1 + R2
RTotal = 4 + 2
RTotal = 6 Ω
Apabila saklar pada gambar 3.1 diaktifkan (dihubungkan), arus akan mengalir dari positif baterai ke semua komponen yang ada pada rangkaian tersebut (lihat gambar 3.2) kemudian ke massa / negatif baterai (maka kedua lampu menyala). Karena terpasang secara seri, besarnya arus yang mengalir ke semua komponen dalam rangkaian adalah sama. Hukum Ohm menyatakan bahwa intensitas arus (dalam amper) pada suatu rangkaian listrik sama dengan perbedaan tegangan (dalam volt) pada rangkaian dibagi dengan tahanan (dalam ohm) rangkaian tersebut atau dapat ditulis dengan persamaan
I = E/R ……………….. 3.2)
Berdasarkan persamaan 3.2, maka besarnya arus yang mengalir pada rangkaian seperti pada gambar 3.2, dapat dihitung. Dengan asumsi tegangan baterai adalah 12 volt, maka
I = E/RTotal
I = 12/6
I = 2 A
Jadi, arus yang mengalir pada rangkaian tersebut sebesar 2 A. Karena nilai tahanan kedua beban tersebut berbeda, maka tegangan yang bekerja pada tiap beban akan berbeda. Tegangan pada tiap beban dapat dihitung dengan persamaan E = I x R. Karena arus yang mengalir pada semua beban sama, maka I1 = I2 = I sehingga tegangan pada beban 1 dan beban 2 dapat dinyatakan
E1 = I x R1 …………………3.3)
E2 = I x R2 …………………3.4)
Dengan demikian,
E1 = 3 x 4 = 8 V, dan
E2 = 2 x 2 = 4 V
Jumlah tegangan E1 + E2 = 8 + 4 = 12 volt = EBat (tegangan baterai). Jadi jumlah tegangan yang bekerja pada setiap tahanan (beban atau lampu) sama dengan besarnya tegangan baterai.

Daya Listrik
Besarnya daya listrik pada rangkaian tersebut dapat dihitung dengan persamaan P = E x I, sehingga daya listrik yang bekerja pada rangkaian tersebut sebesar
P = 12 x 2 = 24 W
Kerja/Energi Listrik
Apabila rangkaian tersebut bekerja selama 100 jam, maka energi yang terpakai oleh rangkaian tersebut dapat ditentukan dengan persamaan
W = E x I x t
W = P x t (Watt detik atau Watt jam)
W = 24 x 100 = 2400 Watt jam = 2,4 kWh.
Contoh 2:
Sebuah lampu dihubungkan dengan sumber tegangan sebesar 12 V. Pada saat lampu menyala, arus yang mengalir sebesar 500 mA. Berapakah tahanan dan daya lampu tersebut?
Tahanan lampu tersebut dapat dihitung dengan persamaan
R = E/I
Sehingga didapatkan
R = 12/0,5 = 24 Ohm.
Daya rangkaian lampu tersebut adalah
P = 12 x 0,5 = 6 Watt.
Contoh 3:
Suatu rangkaian Listrik memiliki sebuah beban. Beban Listrik tersebut mempunyai resistansi sebesar 0,250 kΩ. Jika rangkaian tersebut dihubungkan dengan Listrik PLN di rumah yang memiliki daya 900 VA, berapakah besarnya arus yang mengalir pada rangkaian tersebut? Jika beban listrik tersebut menyala selama 100 jam, berapa energi listrik yang terpakai? Berapa listrik yang harus dibayar jika harga listrik Rp. 1500/kWh.
Jawab: Daya listrik 900 VA atau 900 W. Untuk listrik PLN, tegangannya adalah 220 V. Besarnya arus yang mengalir
I = E/R
I = 220 / 250 = 0,88 A.
Energi listrik yang terpakai
W = V x I x t
W = 220 x 0,88 x 100
W = 19360 Wh = 19,360 kWh.
Besarnya pemakaian listrik yang harus dibayar adalah 19,360 x 1500 = Rp. 29.040,-
Silakan contoh tersebut dikerjakan ulang tanpa melihat jawaban dalam contoh tersebut. Kerjakan di kertas yang tersedia.
Latihan 1:
Tiga buah lampu dihubungkan secara seri dan tersambung dengan sumber tegangan 24 V. Lampu-lampu tersebut memiliki tahanan masing-masing 10, 15, dan 20 Ohm. Tentukan arus yang mengalir ke tiap lampu dan tegangan yang bekerja pada setiap lampu.
Latihan 2:
Sebuah lampu pijar dihubungkan dengan sumber tegangan sebesar 9 V dan arus yang mengalir sebesar 0,255 A. Tentukan energi listrik yang terpakai jika lampu tersebut menyala selama 15 jam.
Latihan 3:
Di bengkel pemesinan terdapat motor listrik dengan daya 350 W. Setiap hari (termasuk sabtu dan minggu), motor Listrik tersebut menyala selama 5 jam, selama 1 bulan (30 hari). Tentukan energi Listrik yang terpakai selama 1 bulan dan berapa listrik yang harus dibayarkan.
Ringkasan
Berdasarkan hukum Ohm dan contoh perhitungan di atas, maka karakteristik rangkaian seri adalah 1) arus yang mengalir ke semua komponen/ tahanan pada rangkaian besarnya sama, 2) tegangan pada tiap tahanan berbeda (jika nilai tahanannya berbeda, jika nilai tahanannya sama maka tegangan yang terjadi pada tiap tahanan besarnya sama), 3) jumlah tegangan pada semua tahanan dalam rangkaian sama dengan besarnya tegangan pada sumber (baterai), 4) jumlah tahanan dari tiap tahanan sama dengan tahanan total rangkaian, dan 5) jika salah satu komponen / tahanan rusak atau putus, maka rangkaian tidak akan bekerja.
2. Rangkaian Paralel
Tahanan pada rangkaian paralel terpasang secara berjajar. Contoh rangkaian paralel yang sederhana ditunjukkan pada gambar 3.3. Pada gambar tersebut tampak dua beban (lampu) terpasang secara paralel. Kabel dari saklar yang menuju lampu bercabang, satu cabang untuk lampu 1 dan cabang lainnya untuk lampu 2. Dengan demikian arus listrik dapat mengalir baik ke lampu 1 (R1) maupun ke lampu 2 (R2). Besarnya arus yang mengalir pada tiap tahanan bisa berbeda tergantung dari nilai tahanan lampu-pampu tersebut (Widjanarko dan wahyudi, 2010).

Dua buah lampu pada rangkaian (b) di atas merupakan beban atau tahanan listrik. Pada rangkaian paralel, tahanan total dapat dinyatakan dengan persamaan berikut.
1/RTotal = 1/R1 + 1/R2 + … + 1/Rn ……… 3.5)
Untuk dua tahanan:
1/RTotal = 1/R1 + 1/R2 …………………………… 3.6)
RTotal = (R1 x R2)/(R1 + R2) ……………….. 3.7)
Contoh 4:
Jika pada rangkaian gambar 3.3 harga tahanan lampu 1 (R1) adalah 4 Ω dan lampu 2 (R2) adalah 6 Ω, maka tahanan total pada rangkaian paralel tersebut (tahanan pada sekering dan saklar diabaikan) adalah
RTotal = (R1 x R2)/(R1 + R2)
RTotal = (4 x 6)/(4 + 6)
RTotal = 24/10 = 2,4 Ω
Apabila saklar pada gambar 3.3 diaktifkan (dihubungkan), arus akan mengalir dari positif baterai ke semua komponen yang ada pada rangkaian tersebut (lihat gambar 3.4) kemudian ke massa / negatif baterai (maka kedua lampu menyala). Karena terpasang secara paralel, arus mengalir ke lampu 1 dan ke lampu 2. Berdasarkan persamaan 3.2, maka besarnya arus yang mengalir pada rangkaian seperti pada gambar 3.4 dapat dihitung. Dengan asumsi tegangan baterai adalah 12 volt, maka
I = E/RTotal
I= 12/2,4 = 5 A
Jadi, arus yang mengalir pada rangkaian tersebut sebesar 5 A. Jika dilakukan pengukuran tegangan pada lampu 1 dan lampu 2 (lihat gambar 3.4), pengukuran pada kedua lampu tersebut menghasilkan harga tegangan yang sama. Jadi E1 = E2 = tegangan baterai. Karena nilai tahanan kedua beban tersebut berbeda, maka arus yang mengalir pada tiap beban berbeda (I1 ≠ I2). Arus pada tiap beban dihitung dengan persamaan 3.2.
I = E/R
Karena E1 = E2 = E (tegangan baterai) maka,
Arus ke lampu 1:
I1 = E/R1
I1 = 12/4 = 3 A
Arus ke lampu 2:
I2 = E/R2
I2 = 12/6 = 2 A
Jumlah arus ke semua lampu adalah I1 + I2 = 3 + 2 = 5 A = I (arus rangkaian). Jadi besarnya arus yang mengalir pada rangkaian sama dengan penjumlahan arus yang mengalir pada tahanan 1 dan tahanan 2.

Contoh 5:
Dua buah lampu terpasang paralel dihubungkan dengan sumber tegangan sebesar 12 V. Pada saat lampu menyala, arus yang mengalir ke lampu 1 sebesar 500 mA dan ke lampu 2 sebesar 250 mA. Berapakah tahanan total rangkaian tersebut? Berapa daya tiap lampu lampu tersebut?
Tahanan lampu 1 dapat dihitung dengan persamaan
R1 = E/I1
Sehingga didapatkan
R1 = 12/0,5 = 24 Ohm
Tahanan lampu 2 dapat dihitung dengan persamaan
R2 = E/I2
Sehingga didapatkan
R2 = 12/0,25 = 48 Ohm.
Berdasarkan persamaan 3.5, maka
1/RT = 1/R1 + 1/R2
1/RT = 1/24 + 1/48
sehingga
RT= 16 Ohm
Daya pada tiap lampu tersebut adalah
P1 = 12 x 0,5 = 6 Watt, dan
P2 = 12 x 0,25 = 3 W
Daya total pada rangkaian tersebut adalah 6 W + 3 W = 9 W.
Contoh 6:
Suatu rangkaian Listrik memiliki dua buah beban terhubung secara paralel. Beban-beban Listrik tersebut mempunyai resistansi sebesar 0,250 kΩ (beban 1) dan 500 Ω (beban 2). Jika rangkaian tersebut dihubungkan dengan Listrik PLN di rumah yang memiliki daya 900 VA, berapakah besarnya arus yang mengalir pada rangkaian tersebut? Jika beban-beban listrik tersebut menyala selama 100 jam, berapa energi listrik yang terpakai? Berapa listrik yang harus dibayar jika harga listrik Rp. 1500/kWh.
Jawab:
Daya listrik 900 VA atau 900 W. Untuk listrik PLN, tegangannya adalah 220 V.
Besarnya arus yang mengalir pada beban 1 adalah
I1 = E/R1
I1 = 220 / 250 = 0,88 A.
Besarnya arus yang mengalir pada beban 2 adalah
I2 = E/R2
I2 = 220 / 500 = 0,44 A.
Jadi, arus yang mengalir ke rangkaian tersebut adalah
I = I1 + I2 = 0,88 + 0,44 = 1,32 A.
Energi listrik yang terpakai
W = V x I x t
W = 220 x 1,32 x 100
W = 29040 Wh = 29,040 kWh.
Besarnya pemakaian listrik yang harus dibayar adalah 29,040 x Rp. 1500 = Rp. 43.560,-
Silakan contoh tersebut dikerjakan ulang tanpa melihat jawaban dalam contoh tersebut. Kerjakan di kertas yang tersedia.
Latihan 4:
Jika pada rangkaian paralel terdapat dua lampu dengan harga tahanan lampu 1 (R1) adalah 8 Ω dan lampu 2 (R2) adalah 16 Ω,, tentukan arus yang mengalir pada rangkaian tersebut jika tegangan yang diberikan sebesar 24 V.
Latihan 5:
Tiga buah lampu terpasang paralel dihubungkan dengan sumber tegangan sebesar 24 V. Pada saat lampu-lampu menyala, arus yang mengalir ke lampu 1 sebesar 400 mA, ke lampu 2 sebesar 250 mA, dan ke lampu 3 sebesar 150 mA. Berapakah tahanan total rangkaian tersebut? Berapa daya total rangkaian lampu tersebut?
Latihan 6:
Suatu rangkaian Listrik memiliki tiga buah beban terhubung secara paralel. Beban-beban Listrik tersebut mempunyai resistansi sebesar 0,250 kΩ (beban 1), 500 Ω (beban 2), dan 750 Ω (beban 3). Jika rangkaian tersebut dihubungkan dengan Listrik PLN di rumah yang memiliki daya 900 VA, berapakah besarnya arus yang mengalir pada rangkaian tersebut? Jika beban-beban listrik tersebut menyala selama 100 jam, berapa energi listrik yang terpakai? Berapa listrik yang harus dibayar jika harga listrik Rp. 1500/kWh.
Unggah Latihan Rangkaian Seri dan Paralel
Tuliskan perhitungan dan jawaban saudara latihan 1, Latihan 2, Latihan 3, Latihan 4, Latihan 5, dan latihan 6 melalui LINK INI.
Ringkasan
Berdasarkan hukum Ohm dan contoh perhitungan di atas, maka karakteristik rangkaian paralel adalah 1) jika nilai tahanan pada tiap percabangan tidak sama, arus yang mengalir ke tiap tahanan atau beban pada rangkaian besarnya tidak sama, 2) jika nilai tahanan pada tiap percabangan sama, maka arus yang mengalir ke tiap tahanan akan sama, 3) tegangan pada tiap tahanan sama, 4) jumlah arus pada semua tahanan dalam rangkaian sama dengan besarnya arus yang mengalir pada rangkaian, 5) tahanan total rangkaian makin kecil, dan 6) jika salah satu komponen / tahanan rusak atau putus, maka arus masih dapat mengalir ke komponen yang tidak rusak atau rangkaian masih dapat bekerja.
MODE 2: PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL (VIDEO)
Untuk mempermudah pemahaman, materi dapat juga dipelajari melalui penjelasan dalam bentuk audio visual (Video). Penjelasan materi dengan Mode 2 dapat diakses melalui LINK INI. Jawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan di sela-sela penjelasan di dalam video.
3. Rangkaian Gabungan
Rangkaian gabungan sering disebut juga rangkaian seri-paralel. Pada rangkaian seri, arus hanya mempunyai satu jalur untuk mengalir. Pada rangkaian paralel arus mempunyai beberapa jalur untuk mengalir. Pada rangkaian seri-paralel arus mengalir pada bagian seri dari rangkaian, kemudian arus terbagi menjadi beberapa jalur pada percabangan rangkaian paralel. Sistem kelistrikan pada kendaraan banyak menggunakan rangkaian seri-paralel. Berikut salah satu contoh rangkaian seri-paralel.

Dua buah lampu pada rangkaian di atas merupakan beban atau tahanan listrik yang terpasang secara paralel. Tahanan total (tahanan pengganti) dari kedua lampu paralel tersebut adalah RPar. Antara tahanan pengganti RPar dan tahanan geser R1 terangkai secara seri. Tahanan total rangkaian seri-paralel dari rangkaian tersebut adalah
RTotal = R1 + RPar ………………………3.8)
Dari persamaan 3.7:
RTotal paralel = (R1 x R2)/(R1 + R2)
Persamaan 3.8 menjadi
RTotal = R1 + (R2 x R3)/(R2 + R3)
Keterangan: R1 dan R2 pada persamaan 3.7 menjadi R2 dan R3 pada persamaan 3.9 karena notasi tersebut disesuaikan dengan notasi yang ada pada rangkaian paralel di gambar 3.5.
Contoh :
Jika pada rangkaian gambar 3.5 harga tahanan geser (R1) adalah 2 Ω, R2 adalah 4 Ω, dan R3 adalah 6 Ω, maka tahanan total pada rangkaian tersebut adalah
RTotal = R1 + (R2 x R3)/(R2 + R3)
RTotal = 2 + (4 x 6)/(4 + 6)
RTotal = 2 + (24)/(10)
RTotal = 2 + 2,4 = 4,4 Ω,
Atau dengan menggunakan persamaan 3.6:
1/Rpar = 1/R2 + 1/R3
1/Rpar = 1/4 + 1/6 = 3/12 + 2/12
1/Rpar = 5/12
Rpar = 12/5 = 2,4 Ω
R total rangkaian gabungan seri-paralael adalah
RTotal = 2 + 2,4 = 4,4 Ω,
Apabila saklar pada gambar 3.5 diaktifkan (dihubungkan), arus akan mengalir dari positif baterai ke semua komponen yang ada pada rangkaian tersebut (lihat gambar 3.6) kemudian ke massa / negatif baterai (maka kedua lampu menyala). Berdasarkan persamaan 3.2, maka besarnya arus yang mengalir pada rangkaian seperti pada gambar 3.6, dapat dihitung. Dengan asumsi tegangan baterai adalah 12 volt, maka
I = E/RTotal
I = 12/4,4
I = 2,7273 A
Jadi, arus yang mengalir pada rangkaian tersebut sebesar 2,7273 A. Karena R1 terhubung seri pada rangkaian tersebut, maka besarnya arus yang mengalir ke R1 sama dengan arus yang mengalir pada rangkaian yaitu 2,7273 A. Jika dilakukan pengukuran tegangan pada tahanan geser (R1) maka didapat E1 dan pengukuran pada lampu 1 (R2) dan lampu 2 (R3) (lihat gambar 3.6), didapat E2 dan E3. Karena lampu 1 dan lampu 2 paralel, maka E2 = E3.

Dari persamaan 3.3, tegangan pada R1 adalah
E1 = I x R1
E1 = 2,7273 x 2
E1 = 5,45 V
Tegangan pada rangkaian paralel E2 atau E3 adalah
E2,3 = I x Rpar
E2,3 = 2,7373 x 2,4
E2,3 = 6,55 V
Jumlah tegangan E1 + E2,3 = 5,45 V + 6,55 V = 12 V (= tegangan baterai). Karena nilai tahanan kedua lampu tersebut berbeda, maka arus yang mengalir pada tiap lampu juga berbeda (I2 ≠ I3). Arus pada tiap lampu dihitung dengan persamaan 3.2.
I = E / R
Karena E2 = E3, maka
Arus ke Lampu 1 (R2):
I2 = E2,3/R2
I2 = 6,55/4
I2 = 1,64 A
Arus ke Lampu 2 (R3):
I3 = E2,3/R3
I3 = 6,55/6
I3 = 1,09 A
Jumlah arus tiap lampu I2 + I3 = 1,64 A + 1,09 A = 2,73 A ≈ arus yang mengalir ke rangkaian.
Ringkasan
Berdasarkan penjelasan di atas, maka karakteristik rangkaian paralel adalah 1) arus yang mengalir pada bagian seri sama dengan jumlah arus cabang pada bagian paralel, 2) tahanan rangkaian merupakan jumlah tahanan pengganti paralel dengan tahanan seri, 3) tegangan yang bekerja pada bagian paralel sama dengan tegangan sumber dikurangi tegangan yang ada pada bagian seri, 4) jika salah satu komponen / tahanan pada bagian seri rusak atau putus, maka rangkaian tidak dapat bekerja.
Rangkaian Seri dan Paralel pada Baterai

Selain beban dan komponen pada rangkaian kelistrikan yang dapat dihubungkan secara seri atau paralel, sumber tegangan atau baterai juga dapat dihubungkan secara seri dan paralel. Berikut digambarkan hubungan seri dan paralel pada baterai. Jika baterai dihubungkan secara seri (gambar 3.7), maka terminal positif baterai pertama dihubungkan dengan terminal negatif baterai kedua. Terminal negatif baterai pertama dihubungkan dengan massa, dan terminal positif baterai kedua dihubungkan dengan rangkaian. Jika tiap baterai mempunyai tegangan 12 volt, maka tegangan baterai yang dihubungkan secara seri tersebut menjadi 12 + 12 = 24 volt. Jadi tegangan yang bekerja pada rangkaian menjadi 24 volt. Dengan demikian, jika dua baterai atau lebih dihubungkan secara seri, maka tegangan menjadi naik dan total tegangannya adalah jumlah dari semua tegangan baterai yang dihubungkan secara seri.

Jika baterai dihubungkan secara paralel (gambar 3.8), maka terminal positif baterai pertama dihubungkan dengan terminal positif baterai kedua dan bagian ini dihubungkan dengan rangkaian. Terminal negatif baterai pertama dihubungkan dengan terminal negatif baterai kedua dan dan bagian ini kemudian dihubungkan dengan massa. Jika tiap baterai mempunyai tegangan 12 volt, maka tegangan baterai yang dihubungkan secara paralel tersebut akan tetap 12 volt. Namun, kemampuan mengalirkan arus pada baterai yang dihubungkan secara paralel menjadi dua kali lipat. Jadi tegangan yang bekerja pada rangkaian tetap 12 volt tetapi arus yang mengalir pada rangkaian dapat lebih besar. Secara ringkas dapat dinyatakan bahwa baterai yang dihubungkan secara seri tegangannya akan meningkat, sedangkan baterai yang dihubungkan secara paralel arus yang dapat mengalir jadi meningkat.
Latihan-latihan
Kerjakanlah latihan-latihan berikut untuk dapat mendalami masalah rangkaian listrik yang dibahas dalam bab ini.
- Jelaskan karakteristik rangkaian seri.
- Jelaskan karakteristik rangkaian paralel.
- Jelaskan karakteristik rangkaian gabungan.
- Perhatikan gambar 3.2, jika nilai tahanan pada lampu 1 adalah 4 Ω dan tahanan pada lampu 2 adalah 8 Ω, berapa tegangan yang bekerja pada lampu 1 dan lampu 2? Cek jawabannya apakah jumlah tegangan pada kedua beban tersebut sama dengan tegangan sumbernya.
- Perhatikan gambar 3.3, jika nilai tahanan pada lampu 1 adalah 4 Ω dan tahanan pada lampu 2 adalah 2 Ω, berapa arus yang mengalir pada lampu 1 dan lampu 2? Cek jawabannya apakah penjumlahan arus pada kedua beban tersebut sama dengan besarnya arus yang mengalir pada rangkaian paralel tersebut. Bandingkan besarnya arus yang mengalir pada rangkaian ini dengan arus yang mengalir pada rangkaian seperti pada contoh perhitungan pada rangkaian seri (harga R1 dan R2–nya sama pada kedua contoh ini). Buat kesimpulan hasil perbandingan tersebut.
- Perhatikan gambar 3.5, jika nilai tahanan pada R1 adalah 4 Ω , R2 adalah 2 Ω dan tahanan pada R3 adalah 6 Ω, berapa arus yang mengalir pada lampu 1 dan lampu 2? Berapa tegangan R2 dan R3 ?
- Jelaskan karakteristik baterai yang dihubungkan secara seri dan paralel.
LINK MATERI TERKAIT, silakan dapat diakses
- Dasar Listrik dan Besaran Listrik
- Rangkaian Listrik
- Medan Listrik dan kapasitor
- Medan magnet dan electromagnet (dasar generator listrik)
- Elektromagnet (dasar motor Listrik)
- Induksi elektromagnet pada kumparan (koil)
- Induksi elektromagnet (analisis dasar transformator)
- Dasar elektronika
- Resistor
- Kapasitor
- Semikonduktor
- Dioda
- Transistor dan thyristor
- Penggunaan komponen elektronika pada otomotif